Senin, 27 Juni 2011

Pameran dan Bursa Bopensui " MURIA RAYA " I (Pertama)

Paguyuban Pecinta Bonsai Penjing dan Suiseki MURIA RAYA pada tanggal 20-22 Mei tahun 2011 menyelenggarakan Pameran dan Bursa Bopensui (Bonsai Penjing dan Suiseki) yang pertama.

Acara dilaksanakan di Balai Desa Lau Dawe Kudus, yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.
Kebangkitan Nasional adalah Kebangkitan dari Paguyuban Pecinta Bopensui untuk merambah dunia luar, memperkenalkan Seni dari Luapan hati, jiwa yang besar bahwa Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya. Hidup Indonesiaku ! ! !

Pendeklarasian dari Bopensui MURIA RAYA dibuka oleh Bpk Agus Harjadi.
Dalam acara tersebut diatas dimeriahkan oleh Kelompok Musik dari salah seorang anggota Bopensui MURIA RAYA dan pada hari yang ke 2 (dua) ada beberapa Group Band dari kota Kudus ikut berpartisipasi mensukseskan Pameran dan Bursa Bonsai Penjing dan Suiseki I (pertama) di Kota Kudus.

Selamat dan Sukses Bopensui MURIA RAYA !

Jumat, 24 Juni 2011

Bonsai Penjing dan Suiseki [ BOPENSUI ]

Geliat perkembangan Suiseki kini mulai terasa diberbagai daerah terutama di beberapa kota yang terletak di Lereng Pegunungan Muria, diantaranya kota Kudus, Pati, Juana, Tayu, dan kota-kota disekitarnya. Sejak diselenggarakannya Pameran dan Kontes Bonsai dan Suiseki di Desa Lau Kecamatan Dawe Kudus yang diprakarsai oleh Paguyuban Pecinta Tanaman Hias dan Bonsai yang dilaksanakan pada tanggal  01 – 05 Agustus 2010. Para Pemburu tanaman untuk bahan-bahan bonsai juga mulai melirik bebatuan yang ada disekitarnya. Para Pemburu ini setiap hari melakukan kegiatan rutin untuk berburu didaerah tertentu yang di tenggarai masih ada banyak jenis tanaman yang bisa dibuat untuk bahan bonsai dan ada daerah-daerah tertentu yang juga banyak didapati batu-batuan yang jenisnya beragam. Beberapa hari yang terakhir ini di Kota Pati juga diselenggarakan Kontes dan Pameran Bonsai dan Suiseki yang dilaksanakan di halaman GOR Joyo Kusuma pada tanggal 09 - 14 Agustus 2010 dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang diadakan atas kerjasama Para Pecinta Tanaman dan Bonsai di Kota Pati serta KODIM 718. Titik tolak mulai terasa setelah adanya 2 kali Pameran dan Kontes  Bonsai dan Suiseki yang telah terselenggara. Kini para pengemar pemula suiseki mulai bangkit dan bergerak maju untuk membentuk suatu badan organisasi/kelompok/paguyuban BOPENSUI. Hal ini tercermin saat perjumpaan antar pengemar Tanaman Bonsai dan Suiseki  dengan dibentuknya pengurus-pengurus pada pertemuan 1 (pertama) tepatnya diadakan di Garden Pati Kudus pada hari Sabtu tanggal 4 Desember 2010.

MENGENAL BATU FOSIL

Palaentologi Awal

Fosil mulai dipahami sejak penelitian yang dimulai 300 tahun yang lalu. Sebelumnya banyak orang berpikir hal-hal yang aneh tentang Fosil. Dari tahun  450 hingga abad ke 17 Penganut Kristen Eropah percaya bahwa fosil ditanam oleh Iblis atau merupakan sisa-sisa hewan, tumbuhan yang mati pada saat terjadi Air Bah.

Di China fosil tulang dan gigi dipercaya sebagai tulang naga dan digunakan sebagai obat. Filsuf-filsuf Yunani yang hidup antara tahun 610 - 425 SM memiliki dugaan yang hampir benar.
Mereka menduga bahwa daratan pernah berada didasar laut karena fosil hewan laut banyak ditemukan dalam batuan didaratan.

Fosil adalah sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang telah membatu atau dapat juga berbentuk jejak-jejak organisme, yang terdapat didalam batu-batuan Fosil berasal dari bahasa Latin yaitu FOSSILIS yang mempunyai makna Menggali.

Berdasarkan fosil-fosil tersebut dapat diungkap bahwa dimasa lampau terdapat tumbuhan dan hewan yang tidak dapat ditemukan pada masa seperti sekarang ini.
Hal ini diperkuat oleh seseorang ahli yang bernama Leonardo Da Vinci, yang menyatakan bahwa fosil adalah bukti tentang adanya kehidupan dimasa lampau.

Kamis, 23 Juni 2011

KLASIFIKASI BENTUK SUISEKI

Klasifikasi bentuk adalah Dasar yang utama dan terpenting didalam menilai Suiseki.

Ada beberapa klasifikasi bentuk didalam Suiseki di antaranya,
  • Batu bentuk Panorama Alam
  • Batu bentuk Simbolik
  • Batu Indah Warna
  • Batu bergambar atau berpola
  • Batu Fosil
Batu bentuk lansekap alam merupakan dasar dari seni Suiseki. Kata Suiseki merupakan singkatan dari kata Sansui Kei-Seki yang mempunyai makna sebagai berikut.
San = Gunung ,  Sui = Air , Kei = Panorama Alam dan Seki = Batu.

BATU BENTUK PANORAMA ALAM  [ Sansui Kei-seki atau Sansui Keijo-seki ]
  • Batu bentuk alam pegunungan. Imajinasi bentuk gunung dipandang dari jarak jauh (Yamagata-ishi), sedangkan Imajinasi gunung dipandang dari jarak dekat (Kinzan-seki).
  • Batu yang mempunyai alur menyerupai air terjun disebut Taki-ishi. Batu yang permukaannya terdapat satu garis putih  vertical yang mirip air terjun tunggal (Itodaki-ishi), Batu yang permukaannya terdapat alur putih yang menyerupai air terjun yang melebar (Nunodaki-ishi), Batu yang permukaannya terdapat alur yang seolah-olah memberi kesan air terjun yang sudah kering (Karedaki-ishi).
  • Batu bentuk gunung yang alurnya menyerupai atau mirip anak sungai yang mengalir melalui jurang dan ngarai (Keiryu.seki).
  • Batu yang bentuknya mirip sebuah plato dataran tinggi dan luas dengan bukit-bukit disana-sini (Dan-seki atau Dan-ishi).
  • Batu berbentuk gugusan pulau dilaut atau danau yang tenang (Shimagata-ishi).
  • Batu yang menggambarkan pemandangan lembah yang landai yang seolah-olah padang datar yang tenang (Doha-seki atau Doha-ishi).
  • Batu yang menggambarkan pemandangan karang dipantai (Isogata-ishi), Batu yang menggambarkan karang-karang yang tajam dan terjal akibat terpaan ombak dipantai (Araiso atau Araiso-ishi). Batu yang menggambarkan pasir dipantai yang tersapu ombak (Hirasu atau Hirasu-ishi).
  • Batu yang bentuknya seperti kolam air atau danau (Mizutamari-ishi).
  • Batu yang bentuknya menggambarkan pemandangan pantai dengan batu-batuan yang menjulang tinggi atau seakan-akan tertutup angin (Iwagata-ishi).
  • Batu yang bentuknya seperti sebuah Gua (Dokutso-ishi).
  • Batu yang bentuknya cekung atau menjorok seolah-olah dapat mengimajinasikan dapat berteduh dari hujan (Yadori atau Amayadori)
  • Batu yang bentuk menyerupai terowongan atau lengkungan yang dapat dilewati perahu (Domon-ishi).
BATU-BATU BENTUK SIMBOLIK

Batu berbentuk benda atau sesuatu yang hidup dialam semesta (Keisho-seki)
  • Batu yang bentuknya seperti Rumah dipedesaan beratapkan alang-alang atau daun kelapa (Yagata-ishi)
  • Batu yang bentuknya menyerupai Perahu layar atau Sampan (Funagata-ishi) 
  • Batu yang bentuknya menyerupai Jembatan (Hashi-ishi)
  • Batu yang bentuknya menyerupai Binatang seperti : Kelinci, Gajah, Kura-kura, Kuda, Ular, Anjing dan yang lainnya (Dobutso-ishi)
  • Batu yang bentuknya menyerupai Serangga seperti : Belalang, Kupu-kupu, Capung dan lainnya (Mushigata-ishi)
  • Batu yang bentuknya menyerupai Ikan (Uogata-ishi)
  • Batu yang bentuknya menyerupai Manusia, Gadis, Petani, Patung Budha, Patung Kwan Im (Sughata-ishi atau Jimbutsu-ishi)
BATU INDAH WARNA

Batu berwarna termasuk klasifikasi Suiseki baik karena keindahan warna maupun kesan yang terpancar dari warnanya, seperti warna fajar dipagi hari. Rona warna sore menjelang malam, warna musim bunga, musim gugur, musim panas atau musim salju.

Warna yang termasuk klasifikasi Batu warna adalah sebagai berikut :
  1. Hitam (Kuro-ishi)
  2. Hitam Legam atau Pekat (Maguro-ishi)
  3. Merah (Aka-ishi)
  4. Biru (Ao-ishi)
  5. Ungu (Murasaki-ishi)
  6. Kuning keemasan (Ogon-seki)
  7. Merah kekuning-kuningan (Kinko-seki)
  8. Panca Warna (Ghasiki-ishi)
BATU BERGAMBAR ATAU BERPOLA

Batu yang termasuk klasifikasi ini mempunyai ciri pada permukaannya, mirip sebuah lukisan yang terbentuk dari teksturnya, warna, garis atau tempelan beberapa kandungan mineral yang ada.
  • Batu berpola Tanaman (Kigata-ishi). Batu bergambar bunga (Hanagata-ishi). Batu bergambar buah (Migata-ishi). Batu bergambar daun-daunan (Hagata-ishi). Batu bergambar rumput-rumputan.
  • Batu berpola benda-benda angkasa (Gensho-seki), Bulan (Tsukigata-ishi). Matahari (Higata-ishi). Bintang (Hoshigata-ishi)
  • Batu bergambar cuaca alam (Tenko-seki). Hujan (Amagata-ishi). Musim salju (Yukigata-ishi). Halilintar (Raiko-ishi).
  • Batu berpola abstrak (Chusho-ishi). Belang-belang seperti kulit macan (Tora-ishi). Jaring yang kusut (Itomaki-ishi atau Itogake-ishi). Bintik-bintik (Sudachi). Kulit Ular, Kulit Kura-kura, kulit Buaya dan lain-lain
BATU FOSIL
  1. Fosil Tanaman
  2. Fosil Kerang-kerangan
  3. Fosil Binatang yang berkulit keras contohnya Kura-kura, Kepiting, Ular, Ikan dan lain-lain.
  4. Fosil Buah yang berkulit keras contohnya Kenari, Ketapang, Kelapa dan lain-lain.

MENGENAL SUISEKI

Alam adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa, dengan keindahan seninya yang Maha Besar. Salah satu hasil karya alam yang indah dan bernilai tinggi adalah SUISEKI. Suiseki terbentuk melalui erosi dan tempaan dahsyatnya kekuatan alam, dari waktu ke waktu. Dari proses penderitaan panjang ini lahir sosok batu yang unik, yang memiliki nilai seni artistik secara alamiah, tanpa sentuhan tangan manusia, mengandung keindahan dalam kekerasan bentuk dan kekuatannya, serta indah dalam irama kelembutannya.

Sosok batu alamiah nan indah ini, kemudian dikenal dengan nama Suiseki. Kecintaan akan suiseki diilhami oleh kegemaran mengumpulkan benda-benda alam tanpa merusak lingkungannya, yang kemudian disajikan secara khusus sebagai miniatur alam untuk kita nikmati, kita renungkan dan dikagumi keindahan serta keunikannya oleh pemilik dan masyarakat pecintanya.

Dalam mengamati suiseki, kita dapat merasakan kenikmatan artistik secara lahiriah dan kenikmatan batiniah yang timbul dan berkembang tanpa batas berdasarkan imajinasi.
Kombinasi dari dua sudut penglihatan dan penghayatan ini dapat membawa kita ketingkat atmosfir keindahan yang lebih luas dan lebih tinggi, dimana keindahan, ketenangan, kedamaian dan ketentraman alam lingkungan menyatu dalam diri manusia. Dalam tingkatan penghayatan seperti ini kita bisa " Insaf " dengan kesadaran menjalankan kebesaran Sang Pencipta-nya.

Dalam penglihatan dan pengamatan suiseki, sangat ditentukan oleh mutu suiseki sebagai subyek penglihatan dan daya imajinasi secara individual dalam mengamatinya. Dalam dunia modern dewasa ini, manusia terbenam dalam arus kehidupan yang serba cepat dan rumit sehingga cenderung mengabaikan, bahkan melupakan pentingnya kebutuhan batiniah.

Suiseki itu tidak bersuara, tetapi dapat berkomunikasi dan berekspresi melalui sosok yang artistik dalam bentuk keindahan yang alami, sehingga mampu menggerakkan hati nurani manusia, mampu mengimbangi kehidupan modern, memperkaya rasa cinta terhadap alam yang pada akhirnya memberikan suatu keharmonisan dan ketentraman dalam hidup bermasyarakat dalam menuju kualitas hidup yang lebih baik.

Tidak ada ciptaan manusia yang mampu menyentuh jiwa seperti ini. Adalah seperti kekuatan Ibu Pertiwi yang mengucapkan sabda pada pemirsanya. Ia yang telah membuka diri akan merasakan keinginan untuk mendengar sabda itu.

Kepekaan akan keindahan dan keselarasan ala mini dapat mendekatkan manusia pada Tuhannya, karena kita menyadari betapa singkat kesempatan kita didunia ini dan betapa tidak berartinya kekuatan kita sebagai manusia. Dalam bertukar rasa dengan suiseki inilah kita mampu menguatkan kepribadian, kelembuatan dan ketenangan melalui peningkatan kesadaran yang datang bersamanya.

Pemusatan pikiran ini membawa kebajikan didalam diri maupun dalam hubungan dengan orang lain, sekaligus membentuk ketahanan mental dan kepribadian yang sangat tinggi.

Seni Suiseki yang berasal dari negeri China ini dapat dinikmati dan diminati oleh semua golongan, karena hubungan suiseki dengan manusia adalah hubungan timbal balik yang tidak dapat dibatasi oleh tingkat pendidikan maupun pengalaman.

Memburu seni suiseki di alam terbuka adalah suatu kenikmatan tersendiri dan menjadi olah raga yang sehat.
Indonesia dengan keindahan alamnya kaya dengan berbagai jenis batu-batuan suiseki, bahkan sejak dahulu kala, nenek moyang kita telah mengenal akan keindahan seni yang kokoh dan abadi, seperti indahnya Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi kalasan dan yang lain sebagainya yang sudah tersohor seantero dunia.
Potensi Suiseki Indonesia yang sangat besar sampai saat ini belum banyak mendapat perhatian dari para ahli sehingga banyak diantaranya yang diekspor tanpa ter-inventarisasi.

Keindahan Suiseki hanya mungkin disamakan dengan puisi, lukisan multi dimensi, atau sebuah orchestra tanpa suara, Setiap batu banyak menampilkan dunianya sendiri, yang jika diamati merupakan cermin keserasian antara suara bathin manusia dengan alam semesta.